WARISAN IMAN DI TIMOR LESTE


Timor Leste adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Iman katolik yang dihidupi oleh umat kristiani Timor Leste merupakan warisan dari leluhur. Orang-orang zaman dulu menjalankan iman mereka dengan cara rajin ke gereja. Mereka sungguh menghayati dan menghidupi iman kristiani yang mereka miliki melalui kesaksian hidup yang baik. Saling membantu.

Nenek moyang kami mampu menghafal rumusan semua doa dalam katekismus karena waktu itu mereka belum bisa membaca dan menulis. Para leluhur mewarisi tradisi iman katolik. Perarakan patung Bunda Maria dari rumah ke rumah di lingkungan masing-masing. Itu terjadi setiap bulan Mei dan Oktober. Juga perarakan patung Hati Kudus Yesus pada bulan Juni. Sampai saat ini warisan ini masih menjadi tradisi umat katolik di Timor Leste.

Perkembangan dunia teknologi dan kemajuan ekonomi yang semakin maju membuat umat kristiani tidak lagi sungguh-sungguh menghayati dan menghidupi iman katolik. Ada yang tidak lagi memperhatikan hidup rohaninya. Sibuk bekerja. Banyak anak muda dan keluarga muda pergi bekerja di negara lain seperti: Inglatera, Australia dan Korea. Di negara tersebut mereka jatuh hati pada agama lain. Pindah agama.

Dengan semakin terbukanya alam pikiran mereka,  mereka mulai berpikir, lebih baik bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup daripada sibuk dengan agama yang terkadang tidak juga memberikan solusi yang terbaik bagi hidup ekonomi mereka setiap hari. Pandangan seperti inilah yang membuat iman mereka goyah.

Sebagai suster muda FSGM pribumi Timor Leste, saya sangat bersyukur atas mutiara iman kristiani yang diwarisi oleh para leluhur kami di bumi Timor Leste ini. Mereka telah menanam dan mengajari penerus bangsa ini dengan suatu iman yang kokoh dalam menghadapi situasi apa pun.  Tetap berpegang pada Allah.

Banyak hal baik dan tradisi iman kristiani yang para leluhur tanamkan kepada penerus bangsa ini dan kini masih berkembang dan dihidupi.

Belajar dari pengalaman hidup Muder Anselma, ketika muder Anselma di panggil ke Thuine, beliau melihat orang-orang miskin dan menderita di Thuine lalu beliau tercengkam oleh semangat Kristus yang lambung-Nya tertikam, namun memberi kehidupan baru. Ia di panggil untuk mengabdikan diri kepada masyarakat Thuine agar mereka memiliki kehidupan yang lebih baik.

Dari pengalaman Muder Anselma ini, menginspirasi saya untuk membawa kehidupan baru kepada siapa pun, di mana saya diutus. Di negara Timor Leste yang tercinta saat ini sedang mengalami kemiskinan dalam iman dan moral. Bagaimana saya sebagai suster muda FSGM Timor Leste melihat situasi seperti ini? Apakah saya diam saja atau hati saya tergerak untuk melakukan sesuatu agar iman dan moral yang diwarisi oleh para leluhur tetap dihidupi oleh umat kristiani Timor Leste.

Melihat situasi seperti ini, maka perlu ditanamkan kembali warisan iman kristiani kepada anak-anak kecil dan anak-anak remaja melalui pendalaman iman dan mengadakan kegiatan-kegiatan hidup mengereja agar iman yang mereka miliki itu tetap dihidupi dan berkembang. Mengajari dan menanamkan hal-hal baik kepada anak-anak asrama dan anak-anak sekolah. Berdoa. Rajin ke gereja. Sopan santun. Menghargai orang lain. Empati. Menolong, dll. Hal-hal baik ini jika anak-anak mampu terapkan dalam hidup mereka maka dengan sendirinya hidup menggereja dan iman mereka semakin berkembang dan berkualitas. Mutiara iman kristiani yang diwarisi oleh para leluhur tidak hilang atau mati. Tetap dihidupi oleh generasi zaman sekarang.***

Sr. M. Yosefa