DITINGGAL


Pada suatu hari suster tersebut meminta bantuan untuk keliling di Yogjakarta, karena ada keperluan. Saat kami masuk di beberapa tempat terakhir, kami berada di kantor pusat Bank BRI dekat kampus UGM. Di tempat itu banyak orang yang antri.

Akhirnya saya memutuskan tunggu di luar saja. Hanya salah satu orang yang masuk. Tidak lama kemudian suster itu pun keluar, karena urusan sudah selesai. Akhirnya kami berdua jalan ke tempat parkiran untuk ambil motor. Setelah saya keluarkan motor, kebiasan saya biasanya tanya dulu ke penumpang,  apakah sudah naik? Tetapi pada saat itu saya tidak tanya lagi langsung tancap gas tanpa menoleh kebelakang, bahkan di lampu merah pun saya belum sadar bahwa  susternya ketinggalan di bank.

Dalam perjalanan dengan santainya saya ngajak ngobrol terus-menerus. Akan tetapi, tidak ada jawaban sama sekali. Itu pun saya belum sadar, dalam pikiran saya mungkin suster ini tidak dengar karena pakai helm.

Saat mendekati pom bensin. Bensin sudah mau habis. Saya masuk ke SPBU untuk isi bensin. Sambil antri,  untuk isi bensin saya pun memberitahu ke suster itu,  “Suster, suster, turun dulu. Kita isi bensin ya.” Kok tidak ada jawaban? Saya panggil lagi, “Suster, suster kita isi bensin. Turun dulu”

Perkataan itu saya ulang sampai tiga kali. Sama saja. Tidak ada jawaban. Akhirnya saya menoleh kebelakang. Saya kaget. Lho, susternya tidak ada? Mulai panik lah. Akhirnya saya keluar dari garis antrian untuk memastikan suster itu. Saat saya buka HP ternyata beliau telpon dari tadi. Lalu saya pun menelepon kembali, ketika diangkat saya langsung berteriak, “Ya Tuhan! Suster saya tidak sengaja. Maaf ya”

Aku bertanya, dimana posisinya. Biar saya jemput lagi. Lalu suster ini langsung ketawa. Suster itu malah balik bertanya, di mana saya. “Di pom bensin, Suster”

“Ya sudah isi bensin dulu. Tidak usah jemput lagi. Saya sudah naik grab,” ujar suster itu.

“Baik  suster. Tetapi saya tidak jadi isi bensin.”

“Lahhh, kenapa tidak jadi?” Saya katakan, kalau saya tidak membawa uang. Hanya ada 2.000 rupiah saja di dalam dompet saya.

“Haaaaaa…. Ya sudah pulang dulu saja,” saran susterku itu.

Akhirnya saya pamit ke bapak yang melayani di pom bensin itu. “Kenapa suster kok tidak jadi?” tanyanya.  “Ada urusan mendadak.”

Sesampai di rumah saya langsung berteriak. Memanggil suster-suster yang ada di rumah. Seorang karyawati berlari ke arahku. Ia mengira, aku meminta tolong untuk membawakan barang belanjaannya. Tetapi tidak ada.. Ia kaget. Suster-suster pun terkejut. Lima menit kemudian suster yang ketinggalan itu pun tiba di rumah dengan selamat ***.

Sr. M. Vinsentin