Merawat Benih Keutamaan
Suatu hari saya mengadakan perjalanan malam dari Jakarta ke Lampung dengan bis damri pukul 21.00 WIB dan tiba di Lampung pukul 04.00.
Di komunitas kami setiap pagi ada misa harian pukul 05.45. Pelayanan Ekaristi yang diadakan setiap hari itu merupakan sumber kekuatan bagiku dalam menjalankan hidup panggilan. Saya bersyukur karena tidak semua orang dapat mengikuti Misa Kudus setiap hari khususnya mereka yang tinggal di pelosok-pelosok.
Namun saat itu saya memilih untuk tidak mengikuti Misa Kudus dengan alasan lelah. Dalam hati aku berkata, “Ah tidak apa-apa, ‘kan hanya hari ini, setiap hari juga mengikuti misa kok.” Begitulah saya memaklumkan diri. Bisa jadi karena merasa nyaman karena mendapat pelayanan Ekaristi setiap hari.
Ketika makan malam seorang suster bertanya, “Mengapa tadi pagi tidak ikut misa, bukankah sudah tiba pukul empat?“ Deg, jantungku berdegup. Saya tidak menjawab pertanyaannya. Bagiku perjalanan malam dua kali lipat lelahnya dibanding perjalanan siang maka saya memilih tidur dan tidak mengikuti misa. Tetapi entah mengapa pertanyaan itu menjadi permenungan saya…
Gandum dan Ilalang
Pengalaman itu saya ibaratkan gandum dan ilalang. Gandum adalah sekelompok tanaman serealia dari suku padi-padian yang kaya akan karbohidrat. Tubuh kita membutuhkan karbohidrat untuk tenaga. Gandum itu bermanfaat. Gandum juga dilambangkan dengan kebaikan. Hal-hal yang baik itu pastilah berasal dari Allah.
Bila saya memperhatikan sawah yang membentang, ada saja ilalang-ialang yang tumbuh. Begitu pula hampir di semua pot yang ada di halaman rumah saya banyak rumput liar. Bahkan, lebih subur dibandingkan tanaman yang dipelihara. Tanaman liar itu menyerap nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan tanaman yang dipelihara untuk untuk tumbuh. Ilalang itu diumpamakan juga sebagai kelemahan, kecenderungan buruk, dan dosa-dosa kita.
Yesus pun tidak mau mencabut ilalang-ilang yang ada dalam diri kita. Tetapi Ia berkata, “Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut ilalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.” (Matius 13:29). Gandum dapat menghasilkan buah kalau dirawat dan dipelihara. Sementara ilalang tumbuh dengan sendirinya bahkan tingginya mampu melebihi gandum-gandum di sekitarnya.
Setiap saat kita dihadapkan pada suatu pilihan. Mau pilih yang baik atau yang buruk? Setiap pilihan itu ada yang berbuah kebaikan dan ada pula yang berbuah keburukan. Nah, pada saat saya memilih untuk tidak mengikuti misa, bila hal itu berlanjut terus tanpa saya sadari akan tumbuh rasa malas dalam diri saya dalam mengembangkan hidup rohani, entah itu dalam hidup doa, mengikuti Perayaan Ekaristi atau membaca buku.
Rasa malas untuk membangun hidup rohani mengakibatkan hidup saya menjadi kering, cepat emosi dan tidak tenang. Itulah ilalang-ilalang yang akan tumbuh dalam diri saya, yang semakin lama bisa semakin tinggi dan menutupi gandum-gandum yang ada. Pertumbuhan ilalang tak perlu perawatan. Begitu pula sesuatu yang mendatangkan kenikmatan, rasa enak, dan malas kita tak perlu belajar untuk menumbuhkembangkannya.
Sementara hal-hal baik perlu dilatih terus-menerus agar menjadi keutamaan dan pribadi yang berkarakter. Bila kita memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik atau keutamaan akan semakin memperjelas indentitas kita sebagai manusia yang penuh kebaikan. Dengan demikian fokus hidup setiap manusia sudah selayaknya untuk memelihara dan menyuburkan benih gandum hingga masak.
Allah tidak pernah mencabut kelemahan dan kecenderungan buruk dalam diri kita. Allah memberi kesempatan kepada kita untuk memilih mana yang akan kita kembangkan: ilalang atau gandum. Namun kiranya Allah ingin agar kita tetap mengandalkan kekuatan rahmat dan belaskasih-Nya. Ia ingin agar kita bersatu dengan-Nya.
Pada akhirnya, ilalang dan gandum itu akan dipisahkan. Allah menjadi Petani Agungnya. Ia yang mempunyai kuasa untuk memisahkan mana ilalang mana gandum. “Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatkanlah berberkas-berkas untuk dibakar, kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbung-Ku.”(Matius 13:30). ***
Fransiska FSGM