Puspas Keuskupan Atambua,
By. Okto Klau
Sudah tiga pekan sejak PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di Kabupaten Belu yang ditindaklanjuti lagi dengan himbauan Bapak Uskup Atambua untuk menghindari kegiatan-kegiatan yang berpotensi mengumpulkan banyak orang atau membuat kerumunan, para pegawai Puspas yang dikomandoi oleh Sekretaris Umum Puspas KA, Bapak Yosef Hello mengadakan kegiatan Jumat bersih. Dalam kegiatan jumat bersih ini, para staf Puspas membersihkan dan memungut sampah plastik di lingkungan sekitar Kantor Puspas KA dan Istana Keuskupan.
Namun pada Jumat pekan lalu, 16 Juli 2021, kebun klengkeng yang berlokasi persis di belakang TOR Lo’o Damian menjadi lokasi sasar untuk jumat bersih. Rencana kegiatannya bukan lagi memungut sampah plastik tetapi penggemburan tanah di sekeliling pohon klengkeng yang ditanam pada aksi Jalan Salib “Belarasa” pada Aksi Puasa lalu oleh Bapak Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku bersama para Ketua Komisi Pastoral se-KA dan dilanjutkan dengan penyiraman.
Sesuai rencana kegiatan dimulai tepat pukul 08.00 Wita. Para pegawai mulai bergerak dari kantor Puspas menuju lokasi. Ada ember, juga tajak, linggis kecil dan pacul untuk penyiraman dan penggemburan. Pohon-pohon kecil ini sangat membutuhkan air. Mengingat saat ini musim kemarau telah melanda seluruh daerah Belu dan penguapan juga tinggi serta sinar matahari yang panas menyebabkan beberapa tanaman yang tidak mendapatkan air yang cukup, menjadi mati. Walau pun masih pagi, namun matahari telah terasa sangat menyengat. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat untuk memberikan sedikit kesegaran untuk pohon-pohon klengkeng yang sudah sangat menderita karena kemarau ini.
Ratusan pohon klengkeng yang ditanam pada waktu masa Prapaskah kali lalu kini membutuhkan air. Biasanya pohon-pohon kecil ini disiram oleh para frater TOR Lo’o Damian tetapi karena para frater telah pulang libur maka sekarang dalam keadaan sangat kering. Setibanya di lokasi semua orang mulai bergerak. Ada yang menggembur, ada juga yang mulai menyiram. Memanfaatkan air yang telah ditampung di drum air, pohon-pohon kecil itu mulai disiram satu persatu.
Memang satu persoalan klasik di Kabupaten Belu adalah soal air. Meski pun harus menghemat, namun tumbuhan-tumbuhan ini juga membutuhkan air. Sejalan dengan apa yang telah Bapa Suci sampaikan dalam Laudato Si agar gerakan-gerakan lingkungan hidup harus ditingkatkan di tengah umat, maka Puspas sebagai dapur Keuskupan ini melalui kegiatan ini memberikan sedikit teladan agar gerakan menanam ini terus digalakkan. Mungkin apa yang dibuat ini bukanlah sebuah gerakan besar namun setidaknya membawa sedikit perubahan untuk pola pikir dan mindset dari umat.
Pohon-pohon Klengkeng di kebun Keuskupan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pilot Project Keuskupan Atambua, Atambua Eden. Bapak Uskup Atambua pun telah menginstruksikan agar ada upaya pemberdayaan hidup berwawasan ekologis yang akan dikerjakan selama 7 tahun menurut kerangka perencanaan yang utuh, berkelanjutan, mempersatukan dan berkeadilan di Keuskupan Atambua. Keuskupan dan Puspas harus menjadi contoh usaha untuk mengembangkan Green Economy yaitu ekonomi yang hijau dan menyehatkan kerena telah terbebas dari pupuk kimia, polusi sampah, dan limbah cairan yang tidak terkendali.
Secara terpisah Sekretaris Umum Puspas, Yoseph Hello yang menjadi penggagas Jumat bersih ini juga berharap agar jumat bersih ini terus ditingkatkan maknanya terutama untuk pemeliharan lingkungan. Untuk kegiatan Jumat bersih kali ini, ia berharap semoga akan ada cerita dari kebun klengkeng ini kelak buat anak-cucu yang akan menikmati hasilnya. ***