By. Sr. M. Pauli FSGM
Hari ini aku bangun lebih tepat waktu. Segera bersihkan diri dan mendaraskan ibadat pagi. Lalu kuikuti misa online paroki Kamuning Bandung. Kapel yang indah dengan bunga-bunga mawar dan kasablanka yang memesona. Lagu-lagu yang indah dan penuh semangat.
Setelah sarapan pagi, beres-beres tempat tidur dan sekitarku, mengerjakan laundry. Saya olah raga jalan pagi. Dan tidak lupa menikmati rumah adat Lampung yang indah. Memperhatikan detil ukiran dan model tangga, sungguh kebahagiaan tersendiri. Hal yang akan kulakukan dalam seluruh kesibukanku selama ini.
Usai olah raga jalan pagi dan mandi matahari, aku mulai duduk manis di kursi kesukaanku di aula. Sambil menikmati alunan music borneo, saya menuliskan pengalamanku hari ini, sambil sesekali menyapa saudara-saudariku yang sedang sakit melalui chatting WA, dan sahabat kenalan, just to say hello.
Senin hingga Kamis adalah hari-hari sehat dan bahagia. Kujalani rutinitas pagi hingga sore dengan sukacita. Waktu begitu cepat berlalu. Empat hari ini saya tidak bekerja dengan laptop, namun saya membaca sebuah novel karya Walter Wangerin yang berjudul Yesus, terbitan Kanisius Yogyakarta.
Semakin membaca, saya semakin jatuh cinta dengan karya sastra indah ini. Tidak menyimpang dari Kitab Suci, namun gaya penulisan yang hidup tentang Yesus, Maria dan Yusuf serta para rasul begitu menghiasi kepala dan imaginasiku.
Berhari-hari saya mengisi hari-hari terakhir isomanku dengan suguhan karya sastra ini. Ada rasa kasih semakin dalam kepada Bunda Maria, yang ternyata digambarkan sebagai sosok perempuan yang kuat, gesit, dan penuh semangat. Tak pernah kubayangkan sebelumnya gambaran seperti itu.
O iya, tiga hari berturut-turut, kami menyempatkan waktu untuk berdoa ofisi dan rosario di gua maria. Waktu-waktu yang amat indah bersama Bunda Penebus. Darinya aku beroleh berkat dan rahmat tiada batas. Maria, akan selalu memohonkan pada Putera-nya segala yang kita minta kepadanya.
Di atas semuanya aku bersyukur atas cara Tuhan mengasihiku. Hari ini Jumat, 13 Agustus 2021, kami menjalani tes antigen lagi. Ada rasa tenang dan pasrah. Apa pun hasilnya, itu pasti yang terbaik. Dan benar. Hasilnya yang terbaik. Kami berlima semua negative. Dan kami boleh kembali ke komunitas.
Tuhan, cara-Mu selalu yang terbaik. Kumengasihi Engkau lebih dari sebelumnya. Terimakasih, saya sehat kembali. ‘Kan kuwartakan kebaikan dan kemurahan-Mu pada sesamaku. ***
Mater Dei, 13 Agustus 2021