By. Sr. M. Jeannet
Pada tahun 2002 negara Timor-Leste adalah termasuk negara termuda di dunia. Saat ini Timor Leste berusia 19 tahun sebagai negara yang berdiri sendiri. Sebelumya, Timor Leste bergabung dengan Indonesia sebagai propinsi Timor-Timur, urutan ke-27 atau propinsi termuda untuk saat itu.
Dipicu oleh berbagai hal, Timor Leste akhirnya memisahkan diri dari negara Indonesia. Sebagai negara yang baru, pasti mengalami banyak kesulitan dan tantangan. Salah satunya, masalah pendidikan yang belum merata. Banyak anak putus sekolah karena masalah ekonomi dan keluarga.
Selain itu, banyak anak yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua sehingga berdampak pada perkembangan pendidikan anak. Bagi mereka, pendidikan tidaklah penting. Mereka mengisi masa remajanya dengan hal-hal yang kurang baik pada perkembangan karakter. Padahal mereka adalah generasi penerus bangsa yang sedang dalam tahap berkembang ini.
Saya juga prihatin dengan fasilitas pendidikan yang sangat minim. Syukurlah, pemerintah tidak menutup mata. Dengan berbagai cara pemerintah berusaha melakukan banyak usaha guna mengurangi permasalahan pendidikan. Salah satunya, menerapkan bea siswa. Sekolah gratis bagi anak yang berprestasi dan anak-anak para pejuang negara (veteran).
Namun, tidak semua anak berhak mendapatkan bea siswa. Saya memahami bahwa masih banyak masalah yang harus negara perhatikan. Yakni, mengembangkan perekonomian negara.
Apalagi dua tahun terakhir ini dunia diliputi dengan virus corona yang mengakibatkan banyak jiwa yang meninggal. Macetnya roda perekonomian.
Wabah Corona sangat berdampak pada rakyat kecil. Banyak anak yang terpaksa putus sekolah.
Sebagai putri Timor-Leste, saya prihatin dengan anak-anak ini, karena mereka juga mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak yang lain. Mereka ingin bahagia dan mereka juga adalah kekayaan masa depan bangsa Timor-Leste.
Semoga melalui jalan panggilan ini, saya dapat belajar memberi perhatian kepada mereka melalui kemampuan yang Tuhan anugerahkan kepada saya. Mereka juga ciptaan Tuhan yang harus diperhatikan supaya dapat menjadi penerus yang berkualitas bagi bangsa dan Gereja. ***