Hai, saya adalah single mother. Anak saya satu. Laki-laki. Kami berdua tinggal bersama. Hidup dalam kesederhanaan. Bahagia.
Selama masa pandemi kami taat PROKES. Anak saya selalu mengingatkan saya untuk di rumah saja.
Pada suatu hari, anak saya itu izin untuk keluar sebentar. Mencari sesuatu untuk saya. Sementara saya beraktivitas di sekitar rumah saja. Tiba-tiba saya ingin sekali makan mie rebus. Karena ia pergi lama, saya pun mulai merebus air untuk masak mie. Air mulai mendidih. Saya masukkan mie ke dalam air yang sudah mendidih itu dengan senang hati.
Saya aduk sampai matang. Saya mulai makan mie rebus. Ah.. tidak ada rasa sama sekali. Saya pun menghabiskan mie rebus ini. Kemudian cepat-cepat saya meninggalkan tempat itu untuk karantina.
Kok mie rebus tadi, tidak ada rasa ya? Apakah saya sudah mati rasa? Saya mulai panik. Saya berinisiatif untuk tidak menyebarkan covid ke anak saya. Saya pun mulai membungkus diri dengan kresek warna kuning sehingga tidak terinfeksi kepada anak.
Selama karantina di kamar saya memakai APD lengkap: kresek kuning bungkus dari kaki sampai leher hanya kepala yang keluar. Duduk diam. Tanpa suara.
Anak saya pulang. Ia berteriak, “Ibu, saya sudah pulang! Ibu….ibu….” Tetapi saya tidak menjawabnya. Ia teriak lagi, “Ibu, saya sudah pulang! Ibu di mana” Mengapa sepi sekali? Ia mulai panik. Mencari saya. Menuju kamar saya. Membuka pintu. Terkejut. Tampilan saya beda.
“Mengapa Ibu memakai kresek?” tanyanya. “Nak, jangan dekat-dekat ibu. Nanti kamu terinfeksi covid. Ibu tadi makan mie rebus. Tidak ada rasa sama sekali. Seperti mati rasa. Nak. gejala ini sudah sangat jelas.” kata ibunya sedih.
Anaknya penasaran. Lalu meninggalkan tempat ibunya. Mencari solusi. Bergegas ia ke dapur untuk melihat mie yang tadi dimasak oleh ibunya itu. Ternyata ibunya lupa memasukkan bumbu-bumbu mie. Pantas saja, rasanya hambar.
Sang anak dengan rasa geli, membawa bumbu-bumbu mie itu ke kamar ibunya. Di depan ibunya, ia menertawakan ibunya. Ibunya malah bingung melihat kelakuan anaknya.
“Hei, mengapa kamu menertawakan ibu? Katakan apa yang terjadi? Jangan membuat ibu panik” kata sang Ibu.
Anaknya terus saja tertawa. Terpingkal-pingkal. Apalagi melihat kostum ibunya itu. “Ibu tadi masak mie lupa sesuatu kah? Ibu lupa memasukkan bumbu. Yang ibu makan tadi, adalah mie tanpa rasa,” jelas anaknya. Tawanya tiada henti. ***
Sr.M. Vinsentin