Kuingin Menjadi Sr. Anselma Muda


Berpegang teguh pada:

Cinta Akan Kemiskinan

Gembira Dalam Karya

Setia Dalam Doa

 

Trilogi Muder Anselma ini menjadi api penyemangat (Inner Fire FSGM) bagi setiap anggota kongregasi kita. Trilogi ini juga merupakan mutiara terindah yang diwariskan oleh Muder Anselma kepada kita agar terus dipelihara, dihayati, dan dihidupi dalam hidup sehari-hari sebagai mana telah dihidupi oleh Muder Anselma sendiri.

Trilogi ini dapat menjadi api penyemangat yang berarti karena dapat memotivasi, memberi inspirasi dan menjadi semangat bagi kita untuk dapat menghayati panggilan kita serta melaksanakan tugas perutusan demi kemuliaan Tuhan.

Penghayatan Muder Anselma terhadap Trilogi ini sangat sederhana. Salah satu contoh dari setiap Trilogi ini sebagai berikut: Beliau menghayati kemiskinan dalam hal kerapian dan kedisiplinan waktu. Muder Anselma mengatakan demikian, keadaan yang semrawut dan siapa yang tidak mengatur barang-barangnya dengan baik, sehingga harus lama mencarinya, ia memboroskan banyak waktu. Jika ia tidak mencintai kerapian dan tidak dapat menggunakan waktu dengan baik untuk hal yang lebih bermanfaat, itu adalah suatu pelanggaran terhadap kemiskinan suci.

Muder Anselma sangat teliti dalam hal-hal yang sederhana. Selain menghayati tentang cinta akan kemiskinan, dalam melakukan pekerjaan sehari- hari, Muder Anselma terus mengingatkan kita supaya selalu bergembira dalam kerja sebab kerja itu adalah berkat. Dengan bekerja kita melindungi diri dari lamunan terutama dari godaan.

Gembira dalam bekerja dapat juga diartikan sebagai kesiagaan kita untuk bekerja, sikap tulus hati dan taat yang rela untuk menerima dan menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, kapan dan di mana saja diutus. Kecintaan Muder Anselma untuk menghayati kemiskinan serta sikap gembira dalam melaksanakan tugas sehari-hari ini diperolehnya melalui relasi yang kuat dan mendalam dengan Tuhan.

Relasi  yang dibangun melalui kesetiaan di dalam doa. Doa harus menjadi benang merah, di mana doa harus disertai tugas sehari-hari kita (Buku Hidup & Semangat Mdr Anselma).

Saya bersyukur kepada Tuhan atas kehadiran kongregasi FSGM dan Muder Anselma sebagai ibu pendiri kongregasi yang teladan hidupnya sungguh menginspirasi saya dalam mengikuti jejak Kristus. Sejak awal saya merasa terpanggil untuk menjadi suster FSGM.

Saya melihat dan merenungkan kembali bahwa di saat itulah Tuhan sendiri yang memperkenalkan kongregasi ini kepada saya melalui kehadiran para suster FSGM yang berkarya di Timor Leste.

Karya para suster yang waktu itu dimulai dengan membuka sekolah TK dan SD St. Fransiskus Assisi di Natarbora. Tuhan memanggil saya melalui kongregasi FSGM agar bersama para suster, saya belajar untuk semakin menumbuhkan dan mengembangkan iman dan kasih kepada Tuhan. Saya diberi rahmat panggilan khusus ini oleh Tuhan, supaya dapat mengenal lebih dekat, mencintai dan hidup bersatu dengan Tuhan melalui kehadiran Yesus Kristus yang sungguh dicintai oleh Muder Anselma.

Melalui teladan hidup Muder Anselma dalam menghayati Trilogi yakni “Cinta akan kemiskinan, Gembira dalam karya serta Setia dalam doa”, saya merefleksikan bahwa dengan cara itu pula Tuhan memanggil saya untuk belajar bersama Muder Anselma menghayati dan mencintai panggilan-Nya melalui hal-hal yang sederhana seperti telah dilakukan oleh Muder Anselma. Misalnya, menjaga kerapian, disiplin waktu dan meletakkan barang pada tempatnya, sehingga mempermudah kita untuk mencari dan tidak memboroskan waktu. Sikap menerima dan mengerjakan tugas dengan tulus, gembira dan penuh tanggung jawab apa pun jenis tugas yang dipercayakan kepada kita, serta menumbuhkan kerinduan untuk selalu bertemu dengan Tuhan dengan setia dalam doa. Semuanya itu dijalani dengan penuh cinta dan dalam penghayatan yang mendalam oleh Muder Anselma.

Saya menyadari warisan teladan hidup yang diajarkan oleh ibu pendiri kita ini, tidak selalu mudah bagi saya untuk ditekuni, kendati sangat sederhana. Terkadang saya lalai, namun saya bersyukur bahwa apa yang telah diwariskan Muder Anselma ini mengingatkan saya untuk terus-menerus membaca, dan merenungkan serta berusaha untuk menghidupi dalam hidup sehari-hari meski terkadang jatuh bangun.

Saya merasa bahwa hari demi hari rahmat Tuhan membantu saya dan semakin menumbuhkan rasa cinta saya pada Trilogi Muder Anselma.

Semangat hidup Muder Anselma ( INNER FIRE ) ini merupakan anugerah Tuhan yang diwariskan kepada kita sebagai mutiara yang sangat indah. Anugerah ini hendaknya kita jaga dan kita wariskan pula di tempat perutusan kita, sebab dengan demikian genaplah tugas ini, kita dipanggil bukan untuk diri sendiri melainkan untuk membagikan berkat bagi sesama demi kemuliaan Tuhan. Tentunya melalui perkataan dan teladan hidup kita setiap hari.

Setelah terus-menerus mempelajari dan menghidupi semangat Muder Anselma ini, saya tergerak untuk  membagikan juga semangat ini kepada mereka yang membutuhkan pertolongan kita. Salah satu keprihatinan saat ini yang saya jumpai di paroki tempat perutusan ialah semangat hidup menggereja umat sudah mulai redup dan masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan yang cukup. Melihat keadaan demikian saya terinspirasi dari semangat Muder Anselma.

Saya mau menjadi Suster Anselma muda di zaman sekarang untuk menolong mereka yang membutuhkan pertolongan. Tuhan akan senantiasa membimbing kita semua untuk mewartakan kasih-Nya kepada orang- orang yang dikasihi-Nya demikian pun Muder Anselma  akan selalu menolong  jika kita terus berpegang pada: “Cinta akan kemiskinan, Gembira dalam karya, dan Setia dalam doa.” ***

Sr. M. Vianet