Tidak pernah terbayangkan Paroki Hati Kudus Yesus, Metro, Lampung bisa merayakan pesta 80 tahun, Jumat, 23 Juni 2017. Paroki ini dalam sejarah Gereja Keuskupan Tanjungkarang adalah stasi ke 3 setelah Tanjungkarang dan Pringsewu.
Sejarah mencatat, paroki ini diawali dengan para transmigran dari Jawa yang tinggal di Bedeng 15 dan 21, yang pada tahun 1936 terhitung 150 orang dengan Pastor M. Gerardus Nielen SCJ sebagai gembalanya. Kebanyakan dari mereka sudah Katolik dari tanah Jawa. Tetapi menjadi Katolik pada masa itu tidak mudah. Banyak dari jumlah itu yang harus ditemukan kembali setelah berpindah keyakinan karena keadaan. Tahun-tahun selanjutnya, P. Nielen SCJ banyak mempermandikan orang.
Kesulitan yang dihadapi P. Nielen adalah masa pendudukan Jepang. Ia berucap kepada RF Subandi, “Ndherek Gusti kerep ora gampang” (mengikuti Tuhan sering tidak mudah). Imam dan para suster ditangkap dan dipenjarakan di Tanjungkarang, bahkan dipindahkan ke Mentok, Bangka dan ke Belalau, Sumatera Selatan. Meski bagaikan anak ayam kehilangan induknya, syukurlah Gereja juga tidak mati. Bahkan, malah terus berkembang berkat tangan Tuhan.
Kini Paroki Metro memiliki 8.316 umat dari 17 stasi. Dan, selama 80 tahun itu paroki ini membuahkan panggilan khusus sebanyak 17 pastor, 2 bruder, dan 42 suster (Sumber: Menabur Benih, di Tanah Harapan, Paroki Metro).
Perayaan Syukur yang bertema, Mewujudkan Kesetiakawanan ini dipimpin oleh Mgr. Yohanes Harun, bertepatan dengan Hari Raya Pelindung Paroki yaitu Hari Raya Hati Yesus Yang Maha Kudus. Maka, pada Misa Kudus ini juga diadakan penyegaran kaul para biarawan Imam-imam Hati Kudus Yesus (SCJ) dan biarawati Suster-suster Hati Kudus (HK). Mereka maju ke altar. Dilanjutkan dengan pemberkatan Dewan Pastoral Paroki.
Uskup mengucapkan selamat atas ulang tahun ke 80 dan berharap seluruh umat paroki ini saling menyegarkan dan menguatkan satu sama lain. “Teruslah hidup dalam kebenaran iman seperti yang telah diwariskan oleh para pendahulu,” tegas Uskup.
Ketua Panitia, Y. Bambang Irawan, memaparkan berbagai kegiatan syukur 80 tahun yang telah diselenggarakan membantu umat menuju pada sikap yang semakin mandiri, dewasa, dan murah hati sehingga dapat mewujudkan nilai-nilai kesetiakawanan. Dengan demikian umat semakin menyadari kasih Allah yang nyata melalui peristiwa-peristiwa sejarah. Ada pun rangkaian 80 tahun itu meliputi: bidang perayaan iman, pendalaman iman, perwujudan iman, dan pesta perayaan. Dan, diwujudkan dengan berbagai kegiatan seperti: seminar, pelatihan lektor, misdinar, misa lansia, kunjungan ke LP, kuda lumping, bakti sosial, bazar, dll.
Usai misa acara dilanjutkan dengan ramah-tamah di bawah tenda. Pemotongan tumpeng oleh Uskup Harun di aula paroki. ***(Frans)
[Best_Wordpress_Gallery id=”46″ gal_title=”80 th Metro”]