Dalam rangka Hari Kelahiran Pancasila, SMA Fransiskus Bandar Lampung mengadakan “Doa Lintas Agama” yang bertema, “100% Pancasila 100% Fransiskus”.
Acara ini juga diadakan karena kerinduan para generasi muda untuk memupuk keberagaman antar umat beragama. Bertempat di Auditorium SMA Fransiskus, 2 Juni 2018, yang sudah diubah dengan nuansa nasionalis menambah semangat para generasi muda. Acara dimulai dengan nyanyian “Doa Kami” yang bersyair, “Bagi Bangsa ini, kami berdiri dan membawa doa kami kepada-Mu. Sesuatu yang besar pasti terjadi dan mengubahkan negeri kami” yang mengungkapkan harapan setiap audience bagi Bangsa Indonesia ini.
Dilanjutkan dengan tayangan cuplikan video perumusan Pancasila dalam film “Soekarno” yang kemudian ditambah dengan pembacaan puisi yang mengondisikan keadaan Indonesia sekarang. Para audience diajak untuk berefleksi akan hal yang harus dilakukan bagi bangsa ini. Lalu, diteruskan dengan acara inti yaitu doa antar umat beragama, masing-masing agama melantunkan ibadatnya bergantian.
Dimulai dengan saudara kita yang beragama Kristen, Budha, Hindu, Islam, dan ditutup dengan agama Katolik. Pujian, Penyembahan, Harapan, Doa bagi Bangsa dilantunkan dengan indah tanpa adanya kericuhan. Binneka Tunggal Ika adalah sebutan yang menggambarkan keadaan saat itu. Epik, sebutan untuk keberagaman dan toleransi yang berhasil diciptakan generasi muda.
“Acara ini sungguh menyentuh hati saya, indah dan menawan,” ungkap salah satu audience yang mengikuti acara tersebut. Setelah setiap agama selesai melakukan ibadatnya masing-masing, acara dilanjutkan dengan peneguhan dari Bapak Darmadi. Ia menjelaskan tentang perumusan Pancasila yang menuai banyak perbedaan dari masing-masing lapisan masyarakat. Ia juga menuturkan tentang usaha untuk menggantikan ideologi bangsa ini, usaha untuk merusak Pancasila.
Setelah selesai memberikan peneguhan, seluruh audience berdiri dan bersama-sama menyanyikan lagu “Kita Bhinneka, Kita Indonesia”. Lagu yang memotivasi setiap insan untuk sadar akan kebhinnekaannya dan mengajarkan kita untuk bertoleransi. Kemudian, seluruh audience kembali kepada sikap hening, para pendoa kembali memanjatkan doa permohonan. Permohonan akan kenaikan kelas, sekolah, puasa dan Idul Fitri.
Doa untuk Lampung dan Pilkada di 171 daerah dan doa untuk Bangsa Indonesia agar terbebas dari segala problematika yang menimpa Bangsa ini. Kemudian, masing-masing audience bergiliran menyalakan lilin dan berjalan membawa lilin yang menyala sambil memanjatkan doanya masing-masing menuju lapangan basket. Di lapangan basket, telah disiapkan tempat untuk menaruh lilin dengan membentuk tulisan NKRI.
Luar biasa begitulah keadaan saat pelita-pelita menyala dan membentuk tulisan NKRI. Lalu, dilanjutkan dengan nasihat dan berkat oleh Romo Jati. Lantunan Pancasila Rumah Kita berhasil menutup acara ini dengan sakral.***
Marcellino Hariadi