Seorang bapak tua berjalan terbungkuk-bungkuk masuk ke dalam gereja St. Maria, Margolestari. Ia dibantu oleh seorang laki-laki separuh baya. Dengan susah payah bapak tua berpakaian batik coklat itu mendapat duduk di baris kedua depan altar bersama para lansia lainnya.
Ada juga seorang ibu yang datang dengan memakai tongkat. Hari itu, Minggu 12 Februari 2017, Gereja stasi St. Maria, Margolestari dipenuhi sekitar 400 orang lanjut usia, dari berbagai stasi Paroki Margoagung untuk mengikuti Misa Lansia yang dipersembahkan oleh RD. Pastor Paroki Margoagung YB Widarman, RD Bambang CS, dan Koordinator Kategorial Rm. Amb. Dhani Indarta SCJ. Acara tahunan ini dikoordinasi oleh Devosan Kerahiman Illahi. “Kami hadir ingin berbagi kasih dan berkat kepada orang lanjut usia dan anak-anak,” ujar Moderator Devosan, Pujilatin.
Perayaan Ekaristi bertema, ‘Ketakjuban Pada Apa Yang Telah Tuhan kerjakan. Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku…’ (Lukas 1:49), ini bernuansa Jawa dengan menggunakan Bahasa Jawa, musik gamelan, dan yang bertugas persembahan mengenakan pakaian Jawa.
Dalam homilinya RD Widarman berharap, meski raga sudah lemah, wajah penuh keriput, tetapi tetap cantik karena senantiasa menghasilkan warisan hidup suci, membangkitkan nilai-nilai suci atau rohani kepada orang-orang muda serta senantiasa mensyukuri rahmat hidup sampai Sang Pencipta memanggil.
Pada misa itu para romo menerimakan Sakramen Minyak Suci. Usai Misa Kudus, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan pembagian bingkisan kepada para para lansia dan anak-anak di aula.
Aloysius Temerejo (75) mengaku senang mengikuti acara ini karena dapat berjumpa dengan orang-orang tua, yang satu generasi dengannya. “Ini membuat saya gembira. Hati yang gembira memampukan saya untuk bekerja setiap hari. Syukur saya masih hidup. Semoga Tuhan senantiasa memberikan berkat kepada keluarga kami,” ujar Temerejo yang setiap hari mencari rumput di ladang. *** (Frans)
[Best_Wordpress_Gallery id=”22″ gal_title=”Misa Lansia Margolestari”]